Penganutteori Kenosis berusaha untuk menyelesaikan masalah keilahian dan kemanusiaan dalam diri Tuhan Yesus. Umumnya teori Kenosis dipegang oleh tokoh-tokoh teologia dari kalangan Lutheran, sekalipun ada juga teolog-teolog Reformasi yang menganut teori ini. 192 Dalam teologia Lutheran, kesatuan dari pribadi Kristus dalam inkarnasiNya memang
loading...Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memiliki beberapa tanda kemuliaan yang istimewa yang tidak dimiliki oleh para Nabi dan Rasul sebelumnya. Foto ilustrasi/ist Sesungguhnya cinta kepada Rasulullah Shalallahu'alaihi wa Sallam menjadi tolak ukur keimanan umat Islam. Beliau memiliki beberapa tanda kemuliaan yang istimewa yang tidak dimiliki oleh para Nabi dan Rasul sebelumnya. Mencintai Rasulullah Shalallahu'alaihi wa Sallam bagi umat beliau adalah bernilai ibadah. Syaikh 'Aidh Abudullah Al-Qorny dalam karyanya Rahmatan Lil 'Alamin menyebutkan bahwa mencintai Rasulullah Shalallahu'alaihi wa Sallam adalah ketaatan yang diwajibkan. Cinta kepada beliau adalah cahaya, kebahagiaan, kesenangan, dan kegembiraan. Cinta kepada Rasulullah Shalallahu'alaihi wa Sallam tertancap di hati orang saleh dan terbentang dari bumi ke langit. Baca Juga Mencintai beliau berpuncak kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ada beberapa tanda kemuliaan pada diri Beliau. Di antara tanda kemuliaan Rasulullah Shalallahu'alaihi wa Sallam adalah Pertama Beliau merupakan Nabi yang paling agung dan memiliki kedudukan paling tinggi di sisi AllahTa’ AllahTa’alatelah melebihkan atau mengistimewakan sebagian Rasul-Nya di atas sebagian Rasul yang lain. Sebagaimana firman AllahTa’ala تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ مِّنْهُم مَّن كَلَّمَ اللّهُ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ“Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata langsung dengan dia dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat.” QS. Al-Baqarah 253Kedua Rasulullah Muhammadshallallahu alaihi wasallamdiutus kepada seluruh umat manusia. AllahTa’alaberfirman وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيراً وَنَذِيراً وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” QS. Saba’ 28Di antara dalil yang menguatkan hal ini adalah sabda Nabishallallahu alaihi wasallam “Para nabi diutus khusus untuk kaumnya, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia.” HR. Bukhari Ketiga Tanda Rasulullah Muhammadshallallahu alaihi wasallamdimuliakan Allah dan termasuk keistimewaan Beliau adalah memilikisyafaat uzhmapada hari kiamat. Yakni Nabi MuhammadShallallahu alaihi wa Sallammemiliki syafaat atau memiliki bantuan untuk manusia ketika dalam keadaan genting dan mencekam di padang Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda "Aku berkata, “Wahai Rabb, umatku, wahai Rabb, umatku, wahai Rabb, umatku.” Ia berkata, “Hai Muhammad, masukkan orang yang tidak dihisab dari umatmu melalui pintu-pintu surga sebelah kanan dan mereka adalah sekutu semua manusia selain pintu-pintu itu.” Setelah itu beliau bersabda, “Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jarak antara dua daun pintu-pintu surga seperti jarak antara Makkah dan Himyar atau seperti jarak antara Makkah dan Bashrah.” HR. BukhariKeempat AllahTa’alamengambil perjanjian atas seluruh rasul, agar mereka beriman dan membantu Nabishallallahu alaihi wasallamketika beliau diutus* Baca Juga AllahTa’alaberfirman “Dan ingatlah ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.’ Allah berfirman, Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?’ Mereka menjawab, Kami mengakui.’ Allah berfirman, Kalau begitu, saksikanlah hai para nabi, dan Aku menjadi saksi pula bersama kamu.’” QS. Ali Imran 81 Selainsifat wajib yang harus dimiliki oleh para rasul, juga ada sifat mustahil, dan sifat jaiz. Adapun secara rinci sifat-sifat tersebut adalah: 1. Sifat wajib Sifat wajib bagi rasul ada empat ialah: Sidiq artinya berkata benar. Apapun yang dikatakan oleh rasul merupakan kebenaran. Tidak ada yang salah sama sekali. Amanah artinya dapat Web server is down Error code 521 2023-06-16 142334 UTC What happened? The web server is not returning a connection. As a result, the web page is not displaying. What can I do? If you are a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you are the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not responding. Additional troubleshooting information. Cloudflare Ray ID 7d83b61d6b18b7be • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Katanya jujur akan terbujur. Pandangan seperti ini harus dicegah dan dihentikan. Dalam menerapkan kejujuran ada tiga tingkatan yang harus dilakukan: Pertama: Jujur kepada Allah, yaitu menepati janji untuk taat terhadap semua perintah Allah dan meninggalkan laranganNya. Larangan Allah yang berkaitan dengan kejujuran ialah sifat munafik.
Pdt. Yakub Tri akan membahas tentang apa arti memuliakan Allah. Di dalam rumusan Katekismus Westminster, pertanyaan yang pertama yang diajukan Apakah tujuan utama hidup manusia? Di situ jawabannya adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selama-lamanya. Apa arti memuliakan Allah?Alkitab mengajarkan 6 enam cara bagaimana memuliakan memuliakan Allah berarti puas dengan Dia, menikmati Dia. Bukan kebetulan kalau perumus Katekismus Wesminster menghubungkan memuliakan Allah dengan menikmati Allah. Orang-orang yang menikmati Allah adalah orang-orang yang memuliakan Allah. Orang yang memuliakan Allah, juga akan menikmati Mazmur 7325, Asaf mengatakan, “Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.” Lalu di ayat 26 Asaf menegaskan, “Sekalipun hatiku dan dagingku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.” Ketika Asaf merasa puas bersama dengan Allah, dan dengan memiliki Allah bukan terutama karena berkat-berkat-Nya, maka Asaf telah memuliakan Asaf ini menunjukkan pengakuan Asaf bahwa Allah lebih mulia daripada yang lain. Asaf mengakui bahwa Allah lebih berharga dan lebih bernilai dari apa pun juga yang ada di dalam dunia ini, bahkan lebih bernilai daripada dirinya sendiri. Itu sebabnya dia berkata, “Sekalipun hatiku dan dagingku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.” Orang-orang yang puas dengan Allah, mereka memuliakan Allah. Mereka seolah-olah ingin memberitahu orang lain bahwa Allah sajalah yang paling berharga di dalam hidupnya. Dengan demikian mereka telah memberi kemuliaan kepada memuliakan Allah berarti mengucap syukur kepada Allah. Di dalam Roma 121 Paulus menyinggung tentang orang-orang berdosa, yang menyembah berhala, dan hidup di dalam dosa. Di sana Paulus mengatakan bahwa mereka tidak memuliakan Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Jadi Paulus mengaitkan antara memuliakan Allah dengan mengucap syukur kepada yang sama juga bisa kita lihat di dalam Lukas 17 pada saat Tuhan Yesus menyembuhkan sepuluh orang kusta. Tuhan Yesus menyuruh mereka memperlihatkan diri kepada imam, dan di tengah perjalanan itu mereka semua telah sembuh. Namun dari antara sepuluh orang tersebut, hanya satu orang yang kembali kepada Tuhan Yesus dan mengucap syukur. Ketika orang ini mengucap syukur kepada-Nya, Tuhan Yesus berkata, “Di mana yang lain? Apakah hanya orang ini saja yang memuliakan Allah?” Hal ini menunjukkan bahwa mengucap syukur identik dengan memuliakan kita ingin memuliakan Allah, mengucap syukurlah kepada-Nya. Ibrani 1315 berkata, “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.” Ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya adalah ucapan syukur kita kepada Allah. Mengucap syukur kepada Allah adalah cara kita untuk memuliakan Dia. Apakah kita sudah bersyukur kepada Tuhan untuk apa pun keadaan kita, terutama karena kita sudah memiliki Allah? Atau masihkah hidup kita dipenuhi dengan keluhan?Ketiga, dengan cara beribadah kepada Allah. Kata “worship” atau “ibadah”, sebetulnya berasal dari kata Inggris kuno “worthship”. Kata “worth”, berarti kelayakan atau kepantasan. Kata “worth” ini kemudian diberikan imbuhan “ship” yang merujuk kepada kata benda. Artinya, pada waktu kita beribadah kepada Allah, esensinya adalah kita mengakui bahwa Allah memang layak menerima pujian kita, Dia layak diagungkan di tengah ibadah itulah yang dilakukan oleh penghuni di surga di dalam Wahyu 411 yang berkata, “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.” Lebih lanjut kemudian di Wahyu 511 juga dikatakan “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian.” Ibadah tidak bisa dipisahkan dengan satu kata, yaitu “kelayakan” – kelayakan Allah untuk dipuji dan diagungkan. Beribadah kepada Allah adalah salah satu cara kita untuk memuliakan dengan cara menyelesaikan rencana Allah dalam hidup kita. Menyelesaikan rencana Allah yang spesifik dalam hidup kita adalah salah satu cara kita memuliakan Dia. Di dalam Yohanes 174 Tuhan Yesus berkata di dalam doa-Nya kepada Bapa, “Aku telah memuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.” Bagi Tuhan Yesus, memuliakan Allah berarti menyelesaikan semua pekerjaan-pekerjaan yang Bapa berikan kepada-Nya. Demikian juga halnya dengan kita, ketika kita terus berjuang dengan setia mengerjakan pekerjaan Dia yang diberikan kepada kita secara spesifik, maka dengan cara demikian kita memuliakan dengan cara menggunakan apa yang kita miliki untuk kepentingan kemuliaan Allah. Paulus di dalam Filipi 120-21 mengatakan “Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikian pun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Bagi Paulus, yang penting adalah Kristus dimuliakan. Paulus sangat memahami bahwa memuliakan Allah bukan masalah kita hidup atau kita mati, bukan masalah kita memiliki sesuatu atau tidak memiliki sesuatu. Bagi Paulus, bahkan ketika kita mati kita bisa memuliakan Allah; maka ketika hidup pun, kita harus memuliakan Allah. Ketika kita memiliki sesuatu, kita bisa memakai itu untuk muliakan Allah; dan ketika kita tidak memiliki sesuatu pun, kita masih tetap dapat memuliakan Allah. Apa pun yang ada pada kita, kita harus pakai untuk memuliakan Juga Segala Kemulian Hanya Bagi AllahItu sebabnya di dalam 1Korintus 620 Paulus berkata, “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.” Allah sudah memberi kita tubuh dan sudah menebus tubuh kita dengan darah yang mahal, yaitu darah Tuhan Yesus Kristus; maka kita harus memakainya untuk memuliakan Dia. Amsal 39 juga mengajarkan, “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu.” Berarti apa pun yang kita miliki, bagaimana pun keadaan kita, kita harus memuliakan Allah. Ini adalah cara kita memuliakan Dia, yaitu menggunakan apa yang kita miliki untuk kepentingan atau kemuliaan dengan cara menaati perintah-perintah Allah. Paulus menasihati para hamba di dalam Titus 210 “jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juru selamat kita.” Ketika kita hidup berintegritas, maka kita memuliakan Allah; dan orang lain juga di dorong untuk memuliakan Allah. Di dalam Matius 516 ketika Tuhan Yesus mengingatkan para murid-Nya sebagai terang dunia, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga.” Demikian juga di dalam 2Korintus 913, Paulus menasihati jemaat Korintus supaya melalui ketaatan mereka terhadap ajaran Injil, mereka memuliakan Allah. Tentang dirinya sendiri, Paulus berkata “Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan . . . Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.” Filipi 120. Tak kalah pentingnya, Amsal 1431 mengingatkan kita Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia. Sudahkah hidup kita memuliakan Allah? -Pdt. Yakub Tri HandokoIkuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya

Bahkanuntuk membayangkan seberapa besar kemuliaan Allah tidak ada manusia dan atau makhluk Nya yang mampu dan tidak ada yang serupa dengan-Nya. Imam Ghazali sifat Allah Yang Maha Pemaksa ini dapat pula diteladani oleh manusia terpuji seperti Rasulullah saw. Karena kemuliaan akhlaknya Rasulullah saw, maka para sahabatnya mencintainya

Sifat kemuliaan Allah harus diteladani oleh manusia, dengan cara a. berusaha dengan sungguh-sungguhb. memiliki keinginan yang kuat c. mau bersusah payahd. berusaha secara sempurna e. meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah swt keimanan dan ketaqwaannya kepada ALLAH kalau salah.

Sifatsifat Allah itu Mahamulia, tidak serupa dengan sifat makhluk, tetap kurang apa yang disifatkan oleh orang-orang yang cerdas tentang Allah." Kalimat Allah Yang Mahasempurna. Kalimat Allah yaitu Al-Qur'an, nama dan sifat-Nya, perintah dan larangan-Nya, termasuk sifat Allah bukanlah makhluk, tidak fana dan musnah. Allah Ta'ala berfirman, Masjid Hagia Sophia, Sumber PexelsNabi adalah manusia yang dipilih langsung oleh Allah untuk mengajarkan tauhid kepada umat manusia melalui penerimaan wahyu. Umat Muslim sendiri diwajibkan mengimani para nabi sebagai bagian dari rukun iman yang ke-25 nabi yang disebutkan dalam Alquran, Adam adalah nabi sekaligus manusia pertama, sedangkan Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir. Nabi Muhammad diutus untuk seluruh umat manusia, dan syariatnya menyempurnakan ajaran para rasul terdahulu. Dalam proses menyebarkan ajaran Allah, Rasulullah SAW menunjukkan sifat-sifat yang patut untuk diteladani dan diajarkan. Meneladani sifat-sifat nabi memiliki manfaat yang mampu mengubah diri menjadi orang yang lebih baik, pintar, dan taat pada apa sifat-sifat Nabi Muhammad SAW? Simak uraian Hagia Sophia, Sumber PexelsSifat-Sifat Nabi MuhammadBerdasarkan buku Pendidikan Karakter Mengembangkan Karakter Anak yang Islami oleh Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, sifat-sifat nabi Muhammad SAW ada empat, yaituSemua rasul yang diutus oleh Allah memiliki sifat shiddiq yang berarti orang yang benar atau jujur. Nabi Muhammad dikenal oleh orang-orang terdekatnya sebagai individu yang jujur dan disukai oleh setiap orang yang berhubungan bisa mempunyai sifat shiddiq karena semua perkataan dan perbuatannya selalu dijaga oleh Allah. Apapun yang dikatakan oleh Rasulullah sesuai dengan Al Quran, maka dari itu Beliau adalah pembawa dijelaskan firman Allah berikut, “Sungguh, Kami mengutus engkau dengan membawa kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada satu pun umat melainkan di sana telah datang seorang pemberi peringatan.” QS. Fathir 24Amana artinya bisa dipercaya dalam menyampaikan sesuatu. Rasulullah diberikan amanah untuk menuntun umatnya ke jalan yang amanah wajib dimiliki oleh rasul agar orang percaya bahwa semua tugas yang diberikan kepadanya akan terlaksana dengan dengan surat Al Maidah ayat 67 yang berbunyi, “Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan apa yang diperintahkan itu berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari gangguan manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.”Seorang rasul memiliki tabligh yang artinya menyampaikan semua yang diwahyukan kepadanya oleh Allah. Nabi Muhammad diutus sebagai orang yang memberi peringatan serta membimbing umat untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan tetapi, Rasulullah tidak bertanggung jawab atas ketaatan orang yang menerima ajaran tersebut. Jadi, Rasulullah tidak memaksakan kehendaknya kepada orang-orang yang tidak mau adalah sifat yang berarti cerdas atau berintelektual tinggi. Kepintaran Rasulullah dikaitkan dengan kemampuan Beliau dalam menerima ilmu pengetahuan atau mencari solusi untuk sebuah Rasulullah, Muslim yang paling cerdas adalah orang beriman yang mempersiapkan bekal untuk menghadapi hidup setelah mati. Jadi, umat Muslim harus mengoptimalkan kemampuannya dalam mencapai kebahagiaan di dunia akhirat nanti. Olehkarena itu, Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam kitabnya Minhajul Muslim menjelaskan, selain ada yang namanya syarat dan rukun nikah, juga yang tak kalah pentingnya adalah etika dan sunnah nikah yang sama-sama harus dipenuhi, di antaranya yaitu: Khutbah nikah dengan ungkapan rasa syukur kepada Allah dan washiat takwa dengan mengutip Tidak perlu bangga karena kita keturunan bangsawan, berdarah biru, keturunan orang sholih, mempunyai jabatan tinggi. Karena semua ini tidak otomatis membuat seorang mulia di sisi Allah, tanpa takwa dan amal Ketika Iblis mendapat perintah untuk sujud kepada Adam. Dia menolak serambi beralasan aku lebih mulia dari Adam. Katanya Adam tercipta dari tanah, sementara dia tercipta dari api. Buat apa saya sujud kepadanya, sementara saya tercipta dari zat yang lebih mulia. أَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِينًا“Iblis berkata, “Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?” QS. Al-Isra 61قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ ۖ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ“Iblis berkata “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” QS. Shod 76Akan tetapi.. apakah alasan Iblis ini kemudian mengangkat kedudukannya di sisi Allah? Sebagaimana apa yang dia sangkakan?! Ia tercipta dari api; bahan yang lebih mulia dari tanah?! Apakah alasan ini kemudian membuatnya lebih mulia di sisi Allah?! hanya karena beralasan, saya berasal dari api; zat yang lebih mulia?!Ternyata tidak…Justru karena alasan itu membuatnya menjadi makhluk yang paling hina. Meski ia tercipta dari zat yang lebih mulia dari penciptaan Adam. Karena tidak adanya kepatuhan kepada Allah azza wa jalla Sang Penciptanya. Maka tidak berguna di hadapan Allah, bila tidak ada lihat Malaikat…Karena sebab apa mereka menjadi makhluk yang mulia? Karena kepatuhan mereka kepada Allah dan amalan mereka yang senantiasa sejalan dengan ridho Allah; mereka tidak pernah melanggar larangan Allah. Disebabkan inilah mereka menjadi makhluk yang mulia di berfirman tentang Malaikat,لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ“Para malaikat itu tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” QS. At-Tahrim 6***27 Rabi’us Tsani 1436 HPenulis Ust. Ahmad AnshoriArtikel
Sedangkansatu sifat jaiz yaitu كُلُّ فِعْلٍ مُمْكِنٍ اَوْ تَرْكُهُ artinya Allah SWT. berbuat atau tidak berbuat sesuatu itu merupakan kebebasan bagi Allah / wewenang sepenuhnya dan hak Allah sendiri. Bagi Allah, menciptakan alam ini tidak wajib, tetapi semata-mata sekehendak Allah. Sebab kalau Allah wajib menjadika alam, berarti semua makhluk menjadi wajib adanya.
Ilustrasi cara manusia mengetahui kemuliaan di sisi Allah SWt. Foto Unsplash/Utsman MediaAllah SWT adalah Tuhan yang menciptakan alam semesta dan seisinya termasuk manusia. Meski demikian, tidak semua orang bisa mengetahui kemuliaan dari Sang Pencipta. Pasalnya, kemuliaan di sisi Allah SWT dilihat dari ketakwaan. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan takwa?Cara Manusia Mengetahui Kemuliaan Di Sisi Allah SWTIlustrasi cara manusia mengetahui kemuliaan Allah SWT. Foto Unsplash/Mufid MajnunTakwa dalam istilah agama Islam merujuk pada kepercayaan akan adanya Allah, membenarkannya, dan takut akan Allah. Sedangkan dikutip dari buku Quantum Takwa Hakikat, Keutamaan dan Karakter Orang-Orang Bertakwa oleh Farid Ahmad 2008 105, Ibnu Hajar al-'Asqalani dalam kitab Fathul Bari menjelaskan yang dimaksud dengan takwa adalah menjaga diri dari kemusyrikan dari berbagai perbuatan buruk serta membiasakan diri dengan amal-amal bertakwa kepada Allah SWT banyak disebutkan dalam Al-Quran, di antaranya pada Surat Ali Imran ayat 102,يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَArtinya, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” QS. Ali Imran 102Manfaat yang Diperoleh dar KetakwaanTerdapat banyak sekali manfaat yang didapatkan dari ketakwaan, baik manfaat di dunia maupun di akhirat, di antaranya1. Orang yang bertakwa dapat memperoleh jalan keluar dari segala macam permasalah yang dihadapinya dan juga diberikan rezeki dari sisi yang tak terduga. Allah SWT berfirman,وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًاArtinya, “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” QS. At-Talaq 32. Orang yang bertakwa akan diberikan kemudahan dalam setiap urusan. Allah SWT bersabda,مَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًاArtinya, “Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” QS. At-Talaq 43. Mendapatkan Al-Furqan, yaitu kemampuan untuk membedakan antara hak dan batil serta diampuni dosa-dosanya. Sebagaimana firman Allah SWT,يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِArtinya, “Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni dosa-dosa mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” QS. Al-Anfal 29Kata furqan dalam ayat tersebut merujuk pada petunjuk yang dapat membedakan antara hak dan batik atau juga diartikan sebagai penjelasan tentang cara manusia mengetahui kemuliaan di sisi Allah SWT. Semoga setelah mengetahuinya, kita dapat menambah ketakwaan kepada Allah SWT untuk mendapatkan kebermanfaatannya, baik di dunia maupun di akhirat.MZM
Itulahbeberapa karakter dan keteladanan Daud. Daud mungkin masih banyak melakukan dosa yang tidak diinginkan Allah. Bagaimanapun, Daud masih seorang manusia. Kisah Daud atas dosa-dosanya menjadi pembelajaran bagi kita agar kita tidak melakukan kesalahan yang sama di masa kini. Kisah keberhasilan Daud pun juga menjadi pembelajaran bagi kita.

Ilustrasi rasul. Foto FreepikRasul berasal dari bahasa Arab, yaitu rasulun yang artinya utusan. Sedangkan menurut istilah, rasul adalah seseorang yang menerima wahyu dari Allah berkenaan dengan syariat agama dan ditugaskan untuk menyampaikan kepada umat banyak. Sebagai manusia pilihan Allah yang menjadi suri tauladan bagi umat, para rasul memiliki sifat-sifat mulia yang selalu melekat dalam dirinya. Sifat wajib Rasul tersebut ada empat, yakni sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Berikut ini adalah penjelasannya As-Siddiq Benar Siddiq artinya benar dan jujur. Artinya rasul selalu padu antara ucapan dan sikap, janji dan bukti, serta visi dan aksi. Mustahil Rasul itu bersifat pembohong atau dusta. Menurut Rasulullah SAW, integritas semacam ini akan membawa umat pada kebaikan. Nabi Muhammad SAW bersabda “Sungguh siddiq itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan menunjukkan kepada surga…Sementara dusta itu membawa kepada keburukan, dan keburukan mengantarkan kepada neraka.”HR Bukhari.Amanah Dapat DipercayaAmanah artinya dapat dipercaya. Para rasul dapat dipercaya untuk menyampaikan seluruh pesan Allah dengan sebaik-baiknya. Tidak mungkin Rasul bersifat khianat terhadap yang memberinya amanah. Kredibilitas para rasul tidak perlu diragukan lagi. Salah satu contohnya adalah kisah Nabi Muhammad SAW yang tidak gentar menyiarkan ajaran Islam meski telah ditawari harta oleh kaum Quraisy, bahkan menerima ancaman pembunuhan. Rasulullah SAW bersabda “Demi Allah wahai paman, seandainya mereka dapat meletakkan matahari di tangan kanan ku dan bulan di tangan kiri ku agar aku meninggalkan tugas suci ku, maka aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkan Islam atau aku hancur karena-Nya.”Seorang rasul juga pasti dipercaya oleh umatnya. Bahkan ini terjadi sejak sebelum mereka diangkat sebagai utusan Allah SWT. Sebagaimana yang terjadi pada Nabi Muhammad, beliau diberi gelar Al Amin yang artinya “dapat dipercaya” oleh penduduk Mekah. Tabligh MenyampaikanTabligh artinya menyampaikan wahyu. Seorang rasul adalah penyampai wahyu Allah kepada umat manusia. Tidak pernah sekalipun mereka menyimpan wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri, meskipun rintangan berat harus mereka lalui. Mustahil seorang Rasul bersifat kitman atau menyembunyikan wahyu. Fathanah CerdasFathanah artinya cerdas dan pintar. Tidak ada sifat jahlun atau bodoh dalam diri rasul. Dengan kecerdasannya, para rasul mampu menjelaskan firman-firman Allah kepada kaumnya. Para rasul juga dapat berdebat dengan orang-orang kafir dengan cara yang sebaik-baiknya agar mereka mau memercayai ajaran Allah SWT.

BudwmG.
  • j7d4t2g489.pages.dev/270
  • j7d4t2g489.pages.dev/278
  • j7d4t2g489.pages.dev/337
  • j7d4t2g489.pages.dev/107
  • j7d4t2g489.pages.dev/88
  • j7d4t2g489.pages.dev/37
  • j7d4t2g489.pages.dev/130
  • j7d4t2g489.pages.dev/485
  • sifat kemuliaan allah harus diteladani oleh manusia dengan cara